Judul : Mengubah Dunia
Bareng-Bareng
Penulis : Ridwan
Kamil
Tanggal
Terbit : Januari
2015
Penerbit : PT Mizan Pustaka
Tebal
Halaman : 192
Harga Buku : 115.000
Indonesia
butuh pemimpin yang mau berjuang untuk yang lain dan mau mengambil inisiatif untuk
melakukan perubahan. Seperti halnya Mochamad Ridwan Kamil, yang akrab di sapa
Kang Emil, lahir di Bandung, Jawa Barat, 4 Oktober 1971. Ridwan kamil adalah
seorang walikota Bandung yang sudah
menjalankan tugasnya sekitar 2,5 tahun, dan ia merupakan pahlawan dan
harapan bagi masyarakat, khususnya Bandung. Ia telah sukses melakukan banyak
sekali gerakan inovatif sekaligus inspiratif.
Di
sela-sela kesibukannya menjabat sebagai walikota bandung, akhirnya ia masih
berperan dalam karya-karyanya dalam menulis. Ridwan kamil telah meluncurkan
buku terbarunya yang berjatuk “Mengubah Dunia Bareng-Bareng” yang resmi dirilis
pada tanggal 27 Januari 2015. Di dalam buku tersebut, ia menuangkan sejumlah
ide dan gagasan cerdasnya tentang Indonesia yang lebih baik. Buku ini juga
mebgajarkan tentang pentingnya hidup berkomunitas, artinya kita selalu
membutuhkan oranglain untuk mewujudkan sebuah ide dan gagasan.
Dalam buku
ini menyajikan 5 bab yang dinamai ruang. Setiap bab (ruang) menampilkan dimensi
dan kedalaman pemahaman serta kemampuan beliau mengahadirkan solusi untuk
setiap masalah. 5 bab tersebut yaitu : 1) Arsitek Kehidupan; 2) Arsitek
Bangunan; 3) Arsitek Komunitas; 4) Arsitek Kota; 5) Arsitek Mimpi.
Bab pertama
yang dimaksud di dalam buku popular ini adalah Ruang I yaitu Arsitek kehidupan,
seperti Sub judul bab tersebut, Kang Emil yang tidak lain adalah walikota
Bandung saat ini mencoba menceritakan bagaimana ia membangun kehidupannya,
mulai dari bangku Sekolah Dasar yang dianggap ia menjadi waktu-waktu baginya
berbuat nakal sekaligus menyenangkan, seperti naik angkot namun tdak membayar,
menjahili teman-temannya sampai mengintip perempuan, meskipun nakal Kang Emil
kecil adalah anak yang pintar, “pintar tetapi nakal” atau “harus lebih diawasi
supaya tidak nakal”. Masih di bab yang sama, Emil juga bercerita bagaimana ia
melewati berbagai ujian hidup sebelum akhirnya mendapatkan sebuah kebahagiaan
dalam hidupnya. Pada tahun 1995 adalah hal yang paling berat, disaat ia
menganggap tugas akhirnya di ITB jurusan Arsitektur, ia jugadihadapkan Ayahnya
yang sakit dan dalam keadaan kritis, belum lagi kisah pilunya ditinggal
kekasih.
Bab kedua
adalah Arsitek Bangunan, menceritakan sumber-sumber darimana Kang Emil
memperoleh ilmu Arsitektur, pandangannya terhadap kesalahan Arsitektur masa
kini, salahsatunya sempitnya ruang sosial masyarakat, dan bagaimana seharusnya
kota dibangun. Bab ini juga sekaligus menjadi sarana untuk memberikan
masukan-masukan terhadap arsitek.
Bab ketiga
adalah Komunitas, dimana Kang Emil ikut bergabung dengan berbagai komunitas
yang dimana pada akhirnya ia mendapat sebuah jawaban kalau ingin membangun kota
atau bangsa ini tidak bisa dilakukan sendirian. Maka yang menajdi jargonnya
bahwa hidup adalah “Udunan” dan kolaborasi mengubah dunia bareng-bareng
diceritakan dalam bab ini. Bab ini juga menceritakan karya-karya Kang Emil
bersama komunitasnya memberikan berbagai solusi dari masalah –masalah yang ada
seperti Indonesia Berkebun dan Gerakan Indonesia Bersepeda: bike.bdg.
Bab keempat
adalah Arsitek Kota, dalam buku ini Kang Emil menceritakan pentingnya melakukan
travelling. Ia telah berkeliling lebih dari 100 kota diluar Indonesia,
disanalah kang emil mendapatkan berbagai inspirasi dan berbagi cerita seperti
tren desain urban di Asia, menyelamatkan peradaban dengan desain, desain urban
sebagai alat kolonialisme, sampai bercerita tentang pembangunan rumah susun di
Indonesia.
Bab keempat
adalah Arsitek Mimpi, terdiri dari sub bab Greedy and Green, Memimpikan Bandung
Menjadi Kota Dunia, dan 10 Mimpi Masa Depan Bandung.
Kelebihan
dan Kekurangan Buku “Mengubah Dunia Bareng-Bareng”
·
Kelebihan
Dalam buku ini, terdapat kata-kata yang membuat kita
terinspirasi, salah satunya seperti dalam pandangan Ridwan Kamil “Sekarang
bukanlah zaman mengubah dunia sendirian, tetapi zamannya mengubah dunia
bareng-bareng. Sebab ide akan menjelma harapan ketika dieksekusi dengan
kolaborasi”. Buku ini juga sangat menyenangkan karena banyak ilustrasi, foto
dan tata letak yang menyamankan mata ketika membacanya.
·
Kekurangan
Halaman buku yang cukup tebal, dan terdapat bahasa
yang tidak mudah dimengerti