Minggu, 05 Juni 2016

Membuat Resensi - Teori - Bahasa Indonesia

Judul                           : Metode Riset Kuantitatif
Penulis                        : Suryani & Hendryadi
Penerbit                      : Kencana (Prenadamedia Group Jakarta)
Tebal Halaman           : 326
Harga                          : Rp. 115.000

Resensi Buku
Buku ini berisi teori dan aplikasi pada bidang manajemen dan ekonomi islam. Salah satu kelebihan dari buku ini adalah mahasiswa atau peneliti dapat dengan mudah memperoleh ide penelitian yang memenuhi aspek relevansi dan aktualitas. Selain itu, adanya berbagai tutorial analisis data dapat memudahkan untuk mengaplikasikan riset yang dilakukan.

Dalam buku ini terdiri dari 2 Bab (Bagian), setiap bab berisi teori yang dapat dengan mudah dimengerti. Bagian 1 dalam buku ini adalah membahas mengenai Metode dan Prosedur Riset, yang mencakup sub bab dasar ilmu pengetahuan, metode penelitian ekonomi islam, topik dan masalah penelitian, kerangka teoritis dan hipotesis, desain penelitian, pengukuran variabel, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik analisis data, dan membuat proposal pelaksanaan dan laporan akhir penelitian

Sedangkan bagian kedua dalam buku ini adalah Tutorial Analisis, yang didalamnya membahas kajian mengenai uji validitas dan reliabilitas, statistik deskriptif, dan statistik inferensial.


www.academia.edu/11373254/Referensi_Buku_Metode_Riset_Kuantitatif

Sabtu, 04 Juni 2016

Membuat Resensi "Mengubah Dunia Bareng-Bareng"

Judul                           : Mengubah Dunia Bareng-Bareng
Penulis                        : Ridwan Kamil
Tanggal Terbit             : Januari 2015
Penerbit                      : PT Mizan Pustaka
Tebal Halaman           : 192
Harga Buku                : 115.000

Indonesia butuh pemimpin yang mau berjuang untuk yang lain dan mau mengambil inisiatif untuk melakukan perubahan. Seperti halnya Mochamad Ridwan Kamil, yang akrab di sapa Kang Emil, lahir di Bandung, Jawa Barat, 4 Oktober 1971. Ridwan kamil adalah seorang walikota Bandung yang sudah  menjalankan tugasnya sekitar 2,5 tahun, dan ia merupakan pahlawan dan harapan bagi masyarakat, khususnya Bandung. Ia telah sukses melakukan banyak sekali gerakan inovatif sekaligus inspiratif.

Di sela-sela kesibukannya menjabat sebagai walikota bandung, akhirnya ia masih berperan dalam karya-karyanya dalam menulis. Ridwan kamil telah meluncurkan buku terbarunya yang berjatuk “Mengubah Dunia Bareng-Bareng” yang resmi dirilis pada tanggal 27 Januari 2015. Di dalam buku tersebut, ia menuangkan sejumlah ide dan gagasan cerdasnya tentang Indonesia yang lebih baik. Buku ini juga mebgajarkan tentang pentingnya hidup berkomunitas, artinya kita selalu membutuhkan oranglain untuk mewujudkan sebuah ide dan gagasan.

Dalam buku ini menyajikan 5 bab yang dinamai ruang. Setiap bab (ruang) menampilkan dimensi dan kedalaman pemahaman serta kemampuan beliau mengahadirkan solusi untuk setiap masalah. 5 bab tersebut yaitu : 1) Arsitek Kehidupan; 2) Arsitek Bangunan; 3) Arsitek Komunitas; 4) Arsitek Kota; 5) Arsitek Mimpi.

Bab pertama yang dimaksud di dalam buku popular ini adalah Ruang I yaitu Arsitek kehidupan, seperti Sub judul bab tersebut, Kang Emil yang tidak lain adalah walikota Bandung saat ini mencoba menceritakan bagaimana ia membangun kehidupannya, mulai dari bangku Sekolah Dasar yang dianggap ia menjadi waktu-waktu baginya berbuat nakal sekaligus menyenangkan, seperti naik angkot namun tdak membayar, menjahili teman-temannya sampai mengintip perempuan, meskipun nakal Kang Emil kecil adalah anak yang pintar, “pintar tetapi nakal” atau “harus lebih diawasi supaya tidak nakal”. Masih di bab yang sama, Emil juga bercerita bagaimana ia melewati berbagai ujian hidup sebelum akhirnya mendapatkan sebuah kebahagiaan dalam hidupnya. Pada tahun 1995 adalah hal yang paling berat, disaat ia menganggap tugas akhirnya di ITB jurusan Arsitektur, ia jugadihadapkan Ayahnya yang sakit dan dalam keadaan kritis, belum lagi kisah pilunya ditinggal kekasih.

Bab kedua adalah Arsitek Bangunan, menceritakan sumber-sumber darimana Kang Emil memperoleh ilmu Arsitektur, pandangannya terhadap kesalahan Arsitektur masa kini, salahsatunya sempitnya ruang sosial masyarakat, dan bagaimana seharusnya kota dibangun. Bab ini juga sekaligus menjadi sarana untuk memberikan masukan-masukan terhadap arsitek.

Bab ketiga adalah Komunitas, dimana Kang Emil ikut bergabung dengan berbagai komunitas yang dimana pada akhirnya ia mendapat sebuah jawaban kalau ingin membangun kota atau bangsa ini tidak bisa dilakukan sendirian. Maka yang menajdi jargonnya bahwa hidup adalah “Udunan” dan kolaborasi mengubah dunia bareng-bareng diceritakan dalam bab ini. Bab ini juga menceritakan karya-karya Kang Emil bersama komunitasnya memberikan berbagai solusi dari masalah –masalah yang ada seperti Indonesia Berkebun dan Gerakan Indonesia Bersepeda: bike.bdg.

Bab keempat adalah Arsitek Kota, dalam buku ini Kang Emil menceritakan pentingnya melakukan travelling. Ia telah berkeliling lebih dari 100 kota diluar Indonesia, disanalah kang emil mendapatkan berbagai inspirasi dan berbagi cerita seperti tren desain urban di Asia, menyelamatkan peradaban dengan desain, desain urban sebagai alat kolonialisme, sampai bercerita tentang pembangunan rumah susun di Indonesia.

Bab keempat adalah Arsitek Mimpi, terdiri dari sub bab Greedy and Green, Memimpikan Bandung Menjadi Kota Dunia, dan 10 Mimpi Masa Depan Bandung.

Kelebihan dan Kekurangan Buku “Mengubah Dunia Bareng-Bareng”
·       Kelebihan
Dalam buku ini, terdapat kata-kata yang membuat kita terinspirasi, salah satunya seperti dalam pandangan Ridwan Kamil “Sekarang bukanlah zaman mengubah dunia sendirian, tetapi zamannya mengubah dunia bareng-bareng. Sebab ide akan menjelma harapan ketika dieksekusi dengan kolaborasi”. Buku ini juga sangat menyenangkan karena banyak ilustrasi, foto dan tata letak yang menyamankan mata ketika membacanya.

·       Kekurangan
Halaman buku yang cukup tebal, dan terdapat bahasa yang tidak mudah dimengerti




Selasa, 26 April 2016

Pilkada DKI Jakarta

PILKADA DKI

Pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta akan kembali digelar pada tahun 2017. Salah satu calon Gubernur DKI Jakarta, adalah Sandiaga Salahuddin Uno. Sandiaga Salahuddin Uno atau sering dipanggil Sandi Uno (lahir di Rumbai, Pekanbaru, 28 Juni 1969; umur 46 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Sering hadir di acara seminar-seminar, Sandi Uno yang berdarah Gorontalo ini kerap memberikan pembekalan tentang jiwakewirausahaan (entrepreneurship), utamanya pada pemuda.
Sandi Uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika perusahaan yang mempekerjakannya bangkrut. Bersama rekannya, Sandi Uno mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan, PT Saratoga Advisor. Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain . Pada tahun 2009, Sandi Uno tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah Forbes. Tahun 2011, Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Sandiaga Uno menduduki peringkat ke-37 dengan total kekayaan US$ 660 juta.
Menjadi Gubernur DKI ternyata tak hanya keinginan politisi, pensiuanan jenderal, mantat menteri, dan seniman, namun juga dari pengusaha yang berhasil. Salah satu pengusaha tersebut, walau namanya tak dikenal oleh akar rumput Jakarta, adalah Sandiaga Salahudin Uno. Sandiaga mengaku kepada pers bahwa ia “telah meninggalkan” bisnis agar fokus menuju DKI 1; dan pengakuannya, ia akan maju dengan kenderaan politik Partai Gerindra.  Niat kuat Sandiaga menjadi DKI 1, agaknya didorong oleh  upaya melengserkan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari kursi gubernur dan juga sebagai ajang menjaring pemimpin baru yang lebih solutif terhadap permasalahan Ibu Kota.   Dengan demikian, Sandiaga melihat dirinya sebagai salah satu pemimpin baru yang lebih solutif untuk warga DKI Jakarta. Sehingga, tampilnya Sandiaga di arena Pilkada, menurutnya, bukan untuk menentang Ahok, tetapi karena keinginan rakyat dan mengerti suara mereka; juga karena tingginya angka popularitas dan elektabilitas Ahok menurut beberapa lembaga survei, karena belum ada alternatif calon yang bisa menawarkan solusi masalah Jakarta. Lebih dari itu, Pilkada adalah momentum melakukan referendum terhadap pemerintahan yang tengah berjalan; di dalamnya ada dua pilihan yaitu melanjutkan kepemimpinan yang ada atau menggantinya dengan alternatif yang lebih baik. Oleh sebab itu, Selasa 15 Maret, kemarin di MNC Plaza, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Sandiaga Salahudin Uno menyampaikan solusi terhadap masalah utama di Jakarta; yaitu Masalah pertama adalah ketersediaan lapangan pekerjaan yang mengkhawatirkan. Solusinya adalah kewirausahaan, kalau ekosistem diciptakan kondusif terhadap dunia usaha, maka akan tercipta lapangan kerja. Merangkul pebisnis-pebisnis dan dunia usaha, swasta untuk kerja sama menciptakan ekosistem yang baik. Kedua, harga kebutuhan barang-barang pokok yang melonjak melebihi daya beli masyarakat. Solusinya adalah memangkas rantai distribusi untuk menurunkan harga; memangkas rantai distribusi yang terlalu panjang sehingga memangkas harga; beberapa waktu lalu harga cabai naik, daging sapi, daging ayam naik, tapi tidak turun-turun harganya, yang terdampak pada rakyat menengah ke bawah.
Misi Sandiaga lebih dari sekedar menarik dan cerdas. Namun, dua sulusi pertama yang ia tawarkan, bukankah sementara dikerjakan oleh Ahok!?   Juga, solusi kedua yang Sandiaga tawarkan, bukankan sejaka masa lalu, memotong mata rantai distribusi merupakan benang kusut yang sulit terurai!? Bahkan upaya mengurainya bukan saja pada tingkat lokal DKI Jakarta, tapi secara nasional. Secara nasional, hampir semua bidang kegiatan ekonomi, rantai distrubisi menyumbangkan penambahan harga jual yang cukup tinggi. Ini juga bermakna, jika Sandiaga mau memangkas, maka yang kerjakan bukan sekedar di DKI Jakarta, namu jauh dari atas serta pada daerah-daerah pemasok kebutuhan DKI Jakarta.  Katakanlah, harga kenderaan, spare parts, elektronik, minyak, gas, Sandiaga tak bisa “seenaknya”  memotong jalur distribusi dalam rangka menurunkan harga jual; ada banyak pihak yang terkait didalamnya. Sama halnya dengan harga cabe, daging, sayur mayur, DKI Jakarta bukan daerah produksi namun konsumsi, ini bermakna tergantung pasokan dari luar. Semuanya itu bisa sampai di Jakarta dengan sejumlah jalur distribusi lintas wilayah serta instansi, termasuk aturan atau perda setempat.  Jadi, jika Sandiaga mau “memotong jalur disrtibusi” maka ia pu harus melangkah jauh ke daerah pemaso
Nah ……. Dari beberapa pada bakal kandidat  Gubernur/Wagub DKI yang saya perhatikan, ada keragamaman serta kesamaan. Adhyaksa Dault ingin membangun Jakarta dengan Kapitlis Sekuler; Yusril – Ahmad, YIM-AD, ingin membuat rakyat terhibur; selanjutnya Sandiaga tampil sebagai pemimpin yang solutif.
Kandidat cagub DKI dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno, memberi penilaian mengenai kondisi Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selama ini.
Sandiaga mengatakan, Jakarta berkembang menjadi lebih maju di tangan Ahok (sapaan Basuki), tetapi masih ada kekurangan-kekurangan. 
“Masalah yang dikhawatirkan adalah tentang hilangnya lapangan pekerjaan. Fenomena ini langsung berdampak khususnya pada penghasilan mereka,” ujar Sandiaga di Kantor DPC Partai Gerindra Jakarta Utara, Jalan Tenggiri, Sabtu (6/2/2016). 
Masalah yang kedua adalah mengenai harga bahan pokok yang menurut dia begitu tinggi dan tidak stabil. Kondisi ini membuat banyak pengusaha gulung tikar. 
Sandiaga mengatakan, di luar kedua hal ini masih ada masalah-masalah lainnya, seperti kemacetan dan banjir. Namun, masalah yang lain sudah tersentuh pemerintah dan sedang dalam penanganan. 
“Tapi, dua hal ini yang Pemprov kedodoran. Kita hanya fokus ke persoalan infrastruktur besar, tetapi di kalangan bawah, kesenjangan semakin lebar,” ujar Sandiaga. 
Sandiaga kemudian menyinggung penyerapan Pemprov DKI yang selama ini rendah. Dia mengatakan, semua ini berkaitan. Penyerapan yang rendah membuat ekonomi di Jakarta bergerak lambat. 
Oleh karena itulah, Sandiaga merasa percaya diri bisa membantu meningkatkan penyerapan anggaran Pemprov DKI. Rasa kepercayaan diri itu disokong oleh pengalamannya sebagai pengusaha selama puluhan tahun. 
Dia pun yakin mampu mendongkrak penyerapan anggaran Pemprov DKI dengan bermodalkan pengalamannya selama menjadi pengusaha. 
“Kalau saya enggak bisa lakukan penyerapan, enggak mungkin saya bisa memimpin perusahaan selama 28 tahun,” ujar Sandiaga. 
Sandiaga pun bertekad untuk mengerahkan semua pengetahuan dan kemampuannya untuk kemajuan Jakarta. Sandiaga juga bertekad untuk memberikan sesuatu yang lebih dari Ahok. 
“Saya ingin berikan yang lebih daripada Pak Ahok,” ujar Sandiaga.
Sandiaga Uno menilai sebagian besar warga Jakarta menginginkan sosok pemimpin baru menjelang Pilkada DKI 2017. Setidaknya hal itulah yang menjadi alasan dirinya ingin maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
"Yang diinginkan oleh 60 persen warga DKI, karena 60 persen warga Jakarta ingin pemimpin yang baru," kata Sandiaga ketika berkunjung ke redaksi Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Menurut dia, warga Jakarta kini semakin penasaran dengan sosok cagub lainnya yang menawarkan solusi berbeda untuk membangun Jakarta.
"Insya Allah pada saat yang tepat, saya akan menjadi calon alternatif," ucap pengusaha itu.

Walaupun tidak sepopuler Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, namun Sandiaga yakin dapat menjadi cagub alternatif yang mampu bersaing. Untuk itu, ia akan terus memperkenalkan diri ke warga DKI sebagai salah satu calon pemimpin Ibu Kota.
"Pak Gubernur Basuki itu sudah fenomenal ya. Kalau terminologi statistik mah, sudah mentok ya. Tapi saya yakin, semakin banyak warga Jakarta mengenal saya, semakin banyak warga Jakarta mendengar solusi yang saya berikan," terang Sandiaga Uno.
Calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan program andalannya dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta ada dua. Pertama adalah menciptakan lapangan pekerjaan.
Sandi—sapaan akrab Sandiaga—ingin mengajak warga Jakarta menciptakan dunia usaha. "Khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah," ucapnya dalam diskusi di kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Jakarta Utara, Kecamatan Koja, Sabtu, 19 Maret 2016.
Sandiaga ingin melahirkan tokoh-tokoh seperti pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim. Nadiem, ujar dia, sudah membuka 150-200 ribu lapangan kerja. "Atau Bukalapak.com yang merangkul 500 ribu UMKM," tuturnya.
Program yang kedua ialah mengatasi harga sembako yang tinggi. Ia menjelaskan, strategi mengatasi persoalan ini adalah memotong distribusi barang itu. "Kami hadirkan pengusahanya, sehingga harga stabil," kata pria 46 tahun ini.
Menurut Sandiaga, dengan cara ini, warga Jakarta bisa hidup dengan biaya yang cukup dan punya pekerjaan yang layak, sehingga bisa tampil lebih sejahtera.
Sandiaga saat ini mengikuti penjaringan calon Gubernur DKI Jakarta oleh partainya, Partai Gerakan Indonesia Raya. Sejak pertengahan 2015, ia mulai berfokus belajar politik dan meninggalkan dunia bisnis.
Sandiaga melepaskan jabatan Direktur PT Adaro Energy Tbk. Tak berapa lama kemudian, pengusaha ini juga mengundurkan diri sebagai Presiden Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Saat ini Sandiaga menjabat Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra.
Sandiaga Uno, memiliki strategi khusus untuk menghadapi elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang terus meningkat. Politikus partai Gerindra in ikut mendaftar dalam penjaringan bakal calon gubernur yang dilakukan PDIP.
“Strateginya terus mendektai rakyat menengah ke bawah. Angka-angka (elektabilitas) itu akan selama ini hanya angka, tapi kalau kita tidak bisa dekat dengan rakyat kita semakin jauh menanggapi aspirasi rakyat,”kata Sandiaga Uno di kantor DPD PDIP Jakarta, Tebet, Jakarta Selatan.
Untuk itu, Sandiaga Optimistis bisa merebut dukungan warga DKI Jakarta jika nanti diusung oleh PDIP. Dia pun memuji partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.
“Seperti PDIP kita harus dekat dengan wong cilik, maka saya mendatangi partai wong cilik. Insya Allah menang dan kerja terus,”Ujar dia.
Meski demikian, dia menekankan jika strategi yang dilakukannya saat ini tidak akan memecah belah skerukunan warga ibu kota. Sebab dia mengaku, niatannya untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 adalah  untuk semakin memajukan Jakarta.
“Saya ini tidak ingin sikut-menyikut, memecah belah dan hanya ingin menjadikan Jakarta terus semakin baik, semoga PDIP bisa mempertimbangkan saya ini”. Sandiaga menandaskan.
Selain itu, Sandiaga Uno, calon peserta DKI Jakarta dari partai Gerindra berjanji akan merangkul warga Ibukota yang selama ini kurang mendapat perhatian penuh dari pemerintah. Dia juga berjanji tidak akan menggusur rakyat miskin yang tinggal di lokasi terlarang seperti bantaran kali, waduk, dan lainnya.
“saya akan merangkul banyak masyarakat ibukota yang belum tersentuh program pemerintah, baik disektor pembangunan maupun perekonomian,’Ujar Sandy saat menghadiri perayaan HUT ke-8 DPD Gerindra DKI Jakarta yang digelar DPC Gerindra Jakut di Tanjung Priok. “Mereka harus dilindungi dengan program padat karya dan jaminan sosial.” Tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Sandi, sapaan akrabnya, menyatakan akan mencari simpati dari mereka dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
“Saya akan tawarkan solusi riil yang bisa langsung dirasakan masyarakat,” ujarnya. Dia juga berjanji, akan mendekati masyarakat dengan niat tulus dan tanpa memprovokasi yang memicu pecah-belah.
Wakil ketua Dewan Pembina Gerindra ini juga akan memudahkan masyarakat mengurus perizinan usaha dan lainnya. “Jangan sampai cuma ngurus izin saja prosesnya sampai tiga bulan. Saya ingin daftar hari ini, besok harus selesai,” kata Sandi yang sangat serius maju Pilkada DKI, sehingga dia rela meninggalkan 18 perusahaannya untuk pendekatan masyarakat,
Menurutnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) belakangan terjadi di sejumlah daerah, termasuk kota satelit, harus diwaspadai juga oleh DKI. “Pemerintah harus banyak memberikan binaan dan modal usaha agar mereka tetap eksis,” tambah pria alumnus Masters of Business Administration dari George Washington University ini.
Sandi juga bakal memanfaatkan pengalamannya berbisnis untuk diterapkan pada pemerintahannya kelak. “Khususnya, untuk mendongkrak rendahnya penyerapan di Jakarta dalam tiga tahun terakhir. Caranya, memprioritaskan pengusaha lokal, khususnya pelaku UKM, dan menjaga harmonisasi dengan seluruh pihak-pihak terkait atau stakeholder,” pungkasnya.



Sumber :
m.liputan6.com/pilkada/read/2492540/strategi-sandiaga-uno-kalahkan-elektabilitas-ahok
poskotanews.com/2016/02/06/rangkul-warga-miskin-jadi-strategi-sandiaga-uno-raih-simpati-di-pilkada-dki

m.kompasiana.com/opajappy/misi-utama-sandiaga-uno-untuk-dki-jakarta_56e91036f6927301116a7e99

Sabtu, 19 Maret 2016

Menulis Esai "Smartphone" Kebutuhan ataukah Keinginan?

“Smartphone” Kebutuhan ataukah keinginan?

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Komunikasi juga merupakan disiplin ilmu yang mempelajari komunikasi secara ilmiah memiliki arti proses penyampaian pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima dengan menggunakan symbol atau lambing tertentu, baik secara langsung ataupun tidak langsung (menggunakan media) untuk mendapatkan umpan balik. Melalui komunikasi manusia dapat berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat kerja, sekolah, atau dimanapun berada. Tanpa adanya komunikasi dengan baik mengakibatkan ketidak teraturan dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik itu di rumah maupun dalam suatu organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia berada. Dunia ini seakan tak lepas dari informasi, dan dunia ini sangat membutuhkan kehadiran teknologi untuk mengolah informasi tersebut. Sehingga pada akhirnya kita harus mengkonsumsi teknologi informasi juga komunikasi lebih jauh.

Dengan seiring zaman perkembangan komunikasi sangat pesat dan cepat sehingga teknologi saat ini menyediakan alat komunikasi yang memiliki peran sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan alat telekomunikasi telah memberi kemudahan kepada manusia dalam memperoleh informasi, komunikasi, dan menunjang aktifitas manusia. Seperti halnya smartphone yang dapat digunakan komunikasi jarak jauh, baik dari sms, telfon, dan media sosial. Selain itu, karena smartphone memiliki berbagai fitur canggih seperti perekam suara, kamera, video chat, aplikasi media sosial dan lain-lain. Besarya minat masyarakat akan smartphone sangatlah besar, dan daya beli dari berbagai elemen masyarakat juga sangat tinggi. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh perubahan tingkat pendapatan, pola hidup, perilaku, dan cara berpikir serta budaya masyarakat yang semakin maju. Pertumbuhan pengguna smartphone yang besar ini mengakibatkan kecanduan yang semakin parah, sehingga mereka tidak dapat hidup tanpa perangkat ini dan seakan telah membudidaya di masyarakat Indonesia. Orang-orang kini terpaku dengan smartphone kapanpun dan dimanapun. Selain itu, yang sering terjadi di lingkungan sekitar, khususnya pada angkutan jasa, orang akan lebih menyukai mengutak-atik smartphone nya daripada bersosialisasi dengan orang lain disekitarnya.

Dalam kehidupan modern ini, seringkali batas antara kebutuhan dan keinginan menjadi faktor yang sulit dibedakan. Seringkali kita menganggap bahwa apa yang kita inginkan merupakan hal yang kita butuhkan. Misalnya seperti pembelian smartphone terbaru. Dalam keinginan membeli smartphone ini pasti didorong oleh faktor kelancaran dalam berkomunikasi. Selain itu, kita pasti didorong oleh rasa gengsi bila tidak memiliki smartphone yang canggih pada jaman sekarang. Berapa menit sekali kita mengecek gadget kita? Berapa waktu yang sering kita habiskan dengan menggunakan gadget? Lalu bagaimana seharusnya menempatkan smartphone? Sebagai Kebutuhan ataukah keinginan semata?

Padahal sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Perbedaan antara keinginan dan kebutuhan penting untuk dikenali agar kita tidak jatuh ke dalam hidup konsumtif dan suka membeli sesuatu tanpa rencana dan jangan sampai sebuah keinginan dapat menggeser kebutuhan yang lebih penting dan esensial. Dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan diperlukan skala prioritas atau rencana pemenuhan yang lebih dahulu terpenuhi. Pilihan-pilihan pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang berdasarkan skala prioritas pasti akan berakibat dalam mengorbankan salah satu kebutuhan yang lain. Jadi, skala prioritas dalam pemenuhan sangat diperlukan dalam merencanakan biaya yang dikeluarkan, dengan membandingkan penilaian orang tersebut apakah barang tersebut hanya sebatas pada keinginan semata, atau benar-benar ia membutuhkannya.
Umumnya masyarakat menggunakan smartphone untuk berkomunikasi atau SMS saja, tetapi saat ini sudah meluas hingga penggunaan media social, mengakses internet, mengambil foto, hingga bermain games. Media sosial tersebut kemungkinan untuk memperluas jaringan pertemanan, mengunggah foto yang menarik, atau menceritakan hal-hal atau aktifitas yang sedang dilakukannya. Namun selain member manfaat bagi penggunanya, ternyata smartphone juga memberi dampak negatif seperti menimbulkan gaya hidup yang konsumtif. Bahkan tren mengganti smarthphone terbaru dan canggih sudah menjadi hal yang lazim terjadi di masyarakat.

Dunia semakin cepat berubah, perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan dampak menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Manusia saling bertukar informasi melalui berkomunikasi kepada masing-masing individu yang dituju. Budaya berkomunikasi akan berpengaruh terhadap cara manusia melakukannya. Komunikasi itu sendiri dapat mengubah budaya dalam masyarakat. Dalam kemajuan teknologi ini juga mempengaruhi pola hidup manusia dalam mendapatkan informasi. Saat ini semua informasi yang ada dari belahan dunia manapun dapat dengan mudah tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan adanya teknologi jaringan, era digital yang menggunakan sistem internet yang dapat membuat manusia dengan mudah dan cepat memperoleh informasi.

Pihak kesatu (M. Rizki) mengungkapkan. “saya sudah 5 tahun memiliki smartphone, ternyata nyaman dan memberi kemudahan digunakannya. Selain untuk keperluan komunikasi, dapat juga digunakan sebagai hiburan (bermain game), dan memiliki fitur-fitur yang menarik, juga memudahkan saya untuk mengakses informasi.”

Pihak kedua mengungkapkan “saya menggunakan smartphone karena kebutuhan dan didukung dengan sebuah keinginan. Selain untuk telekomunikasi dan mempermudah tugas kuliah, juga bisa dipakai dengan penggunaan media sosial untuk mempermudah suatu informasi. Dan apabila saya merasa bosan dan jenuh, saya bisa menggunakan smartphone untuk bermain game dan mendengarkan musik.”

Pihak Ketiga (Hany) mengungkapkan, “saya membeli smartphone karena suatu kebutuhan, juga karena kita hidup pada era globalisasi. Dengan adanya smartphone kita dapat mengakses apapun dengan mudah, bisa memberi kabar ke orang tua dengan mudah. Jika membeli smartphone dengan keinginan, maka tidak adanya rasa kepuasan terhadap diri sendiri, karena produsen selalu mengeluarkan produk baru setiap tahunnya. Untuk itu, kita harus bisa menggunakan smartphone sesuai kebutuhan. Manfaatkan smartphone, jangan sampai smartphone yang membodohi kita.”

Kebanyakan dari mereka menyebutkan bahwa smartphone sebagai jendela informasi dan pengetahuan, dan mayoritas mereka berkata bahwa lebih sering menggunakan smartphone untuk keperluan media sosial (Fb, Twitter, Facebook, Instagram, Path, Line, BBM, Whatsapp, dan lain-lain). Dan diantaranya mereka tidak bisa hidup tanpa gadget. Namun hal ini menimbulkan dampak buruk dalam interaksi interpersonal secara langsung juga dapat merusak psikologis seseorang tersebut, beriringnya waktu seseorang akan sulit menjalin komunikasi tatap muka dan membangun relasi dengan orang-orang disekitarnya. Apabila hal tersebut tidak segera dicegah akan menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan sosial kita, dimana manusia lama kelamaan akan sangat individualis dan tidak akan ada lagi interaksi ataupun sosialisasi yang dilakukan di dunia nyata, karena secara keinginan manusia lebih senang dengan sesuatu hal yang kreatif, menarik dan instan. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam memanfaatkan perkembangan alat komunikasi yang berkembang saat ini. Ketika membutuhkan komunikasi jarak jauh sebisa mungkin untuk tidak terlalu mementingkan kerabat yang jaraknya jauh, kita harus sadar bahwa waktu dengan orang-orang sekitar kita lebih penting untuk selalu dapat menjalin komunikasi secara langsung. Dengan demikian kita dapat menghargai waktu yang ada untuk melakukan aktifitas bersama keluarga atau kerabat yang sedang dalam berada disekitar kita bahkan sebagai masyarakat Indonesia yang ramah terhadap orang lain sekalipun tetap menjadi budaya masyarakat Indonesia.

Sebetulnya, setiap orang memiliki standard kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Sebab, hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan, tuntutan pekerjaan, dan faktor lainnya. Karena itu, penting untuk mengetahui barang-barang yang menjadi kebutuhan dan keinginan ketika ingin membeli barang dan jual beli lain. Jika smartphone yang digunakan sudah mulai rusak atau memang handphone biasa (bukan smartphone), maka sah-sah saja jika ingin menggantinya dengan smarthphone, karena ponsel pintar ini cenderung memiliki spesifikasi dan fasilitas yang lebih canggih, yang tentunya bisa memperlancar komunikasi dengan teman ataupun keluarga. Namun, jika sudah memiliki smartphone dan ingin menggantinya dengan harga yang lebih tinggi, maka kita perlu menanyakan kepada diri sendiri apakah benar-benar membutuhkan atau tidak untuk membeli smartphone terbaru. Jika hanya keinginan semata, maka kita bisa menunda untuk membeli smartphone terbaru dan mengalihkan budget yang telah kamu sediakan untuk keperluan yang lebih mendesak atau juga bisa ditabung agar lebih bermanfaat jika ada kebutuhan yang harus kita penuhi.

Pada akhir tahun lalu (2015) diperkirakan sekira 55 juta pengguna smartphone di Indonesia. Sedangkan total penetrasi pertumbuhannya mencapai 37,1 persen.  emarketer juga memproyeksikan bahwa pada 2016 hingga 2019 pengguna smartphone di Indonesia akan terus tumbuh. Angka pertumbuhannya pun fantastis. Pada 2016 akan ada 65,2 juta pengguna smartphone. Sedangkan di 2017 akan ada 74,9 juta pengguna.

Adapun temuan dari riset Indonesian Digital Association (IDA), yang didukung oleh Baidu Indonesia, dan dilaksanakan oleh lembaga riset global GfK yang menyatakan bahwa masyarakat perkotaan Indonesia menggemari konsumsi berita melalui telepon genggam (smartphone). Presentasenya mencapai 96 persen yang merupakan angka tertinggi dibandingkan media lain seperti televise 91 persen, surat kabar 31 persen, serta radio 15 persen dan lainnya.

Sementara itu, Bao Jianlei Country Director PT. Baidu Digital Indonesia, menambahkan, baidu sepenuhnya mendukung pengembangan ekosistem digital Indonesia. Pengadaan riset menjadi penting, karena industry digital perlu didukung data industri untuk bisa berkembang.

Pada saat ini orang tidak bisa dipisahkan dengan smartphone. Orang lebih suka mengirim teks daripada berbicara langsung dengan menelepon. Komunikasi lebih sering dilakukan secara online ketimbang offline. Fenomena yang lain adalah cepatnya setiap orang yang mengganti smartphone. Berkembangnya alat telekomunikasi, berbagai lapisan masyarakat Indonesia dapat dengan cepat mengikuti proses perubahan tanpa tahu dengan pasti apakah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka atau hanya mengikuti tren sesaat. Selain faktor diri sendiri (perilaku atau kebiasaan) yang lebih mengikuti keinginan daripada memenuhi kebutuhan, juga godaan produsen pembuat alat telekomunikasi. Produsen memang sangat kreatif melakukan inovasi dan juga menawarkannya, sehingga begitu melihat atau mendengar iklannya langsung terasa bahwa smartphone kita sudah ketinggalan jaman. Produsen gadget itu memang begitu cerdas menarik minat pembeli. Mereka mempunyai strategi untuk menyadarkan kita bahwa selama satu bulan setelah kita membeli produk yang baru, terasa sudah ketinggalan jaman. Pada akhirnya, keinginanlah yang lebih menguasai kebutuhan. Emosilah yang lebih berkuasa atas akal sehat. Lama kelamaan kita hanya menjadi budak produsen alat alat teknologi. Inilah penjajahan baru yang dapat mencuri kebebasan kalau kita tidak segera sadar diri dan kembali kepada petuah lama, “Kebutuhan harus mendahului keinginan”.

Sumber :

http://www.menulisesai.com/2013/06/generasi-smartphone.html?=1, diakses pada tanggal 17 Maret 2016. 22.15



Menulis Esai "Smartphone" Kebutuhan ataukah Keinginan?

“Smartphone” Kebutuhan ataukah keinginan?

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Komunikasi juga merupakan disiplin ilmu yang mempelajari komunikasi secara ilmiah memiliki arti proses penyampaian pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima dengan menggunakan symbol atau lambing tertentu, baik secara langsung ataupun tidak langsung (menggunakan media) untuk mendapatkan umpan balik. Melalui komunikasi manusia dapat berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di tempat kerja, sekolah, atau dimanapun berada. Tanpa adanya komunikasi dengan baik mengakibatkan ketidak teraturan dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik itu di rumah maupun dalam suatu organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia berada. Dunia ini seakan tak lepas dari informasi, dan dunia ini sangat membutuhkan kehadiran teknologi untuk mengolah informasi tersebut. Sehingga pada akhirnya kita harus mengkonsumsi teknologi informasi juga komunikasi lebih jauh.

Dengan seiring zaman perkembangan komunikasi sangat pesat dan cepat sehingga teknologi saat ini menyediakan alat komunikasi yang memiliki peran sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan alat telekomunikasi telah memberi kemudahan kepada manusia dalam memperoleh informasi, komunikasi, dan menunjang aktifitas manusia. Seperti halnya smartphone yang dapat digunakan komunikasi jarak jauh, baik dari sms, telfon, dan media sosial. Selain itu, karena smartphone memiliki berbagai fitur canggih seperti perekam suara, kamera, video chat, aplikasi media sosial dan lain-lain. Besarya minat masyarakat akan smartphone sangatlah besar, dan daya beli dari berbagai elemen masyarakat juga sangat tinggi. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh perubahan tingkat pendapatan, pola hidup, perilaku, dan cara berpikir serta budaya masyarakat yang semakin maju. Pertumbuhan pengguna smartphone yang besar ini mengakibatkan kecanduan yang semakin parah, sehingga mereka tidak dapat hidup tanpa perangkat ini dan seakan telah membudidaya di masyarakat Indonesia. Orang-orang kini terpaku dengan smartphone kapanpun dan dimanapun. Selain itu, yang sering terjadi di lingkungan sekitar, khususnya pada angkutan jasa, orang akan lebih menyukai mengutak-atik smartphone nya daripada bersosialisasi dengan orang lain disekitarnya.

Dalam kehidupan modern ini, seringkali batas antara kebutuhan dan keinginan menjadi faktor yang sulit dibedakan. Seringkali kita menganggap bahwa apa yang kita inginkan merupakan hal yang kita butuhkan. Misalnya seperti pembelian smartphone terbaru. Dalam keinginan membeli smartphone ini pasti didorong oleh faktor kelancaran dalam berkomunikasi. Selain itu, kita pasti didorong oleh rasa gengsi bila tidak memiliki smartphone yang canggih pada jaman sekarang. Berapa menit sekali kita mengecek gadget kita? Berapa waktu yang sering kita habiskan dengan menggunakan gadget? Lalu bagaimana seharusnya menempatkan smartphone? Sebagai Kebutuhan ataukah keinginan semata?

Padahal sebuah teknologi pada hakikatnya diciptakan untuk membuat hidup manusia menjadi semakin mudah dan nyaman. Perbedaan antara keinginan dan kebutuhan penting untuk dikenali agar kita tidak jatuh ke dalam hidup konsumtif dan suka membeli sesuatu tanpa rencana dan jangan sampai sebuah keinginan dapat menggeser kebutuhan yang lebih penting dan esensial. Dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan diperlukan skala prioritas atau rencana pemenuhan yang lebih dahulu terpenuhi. Pilihan-pilihan pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang berdasarkan skala prioritas pasti akan berakibat dalam mengorbankan salah satu kebutuhan yang lain. Jadi, skala prioritas dalam pemenuhan sangat diperlukan dalam merencanakan biaya yang dikeluarkan, dengan membandingkan penilaian orang tersebut apakah barang tersebut hanya sebatas pada keinginan semata, atau benar-benar ia membutuhkannya.
Umumnya masyarakat menggunakan smartphone untuk berkomunikasi atau SMS saja, tetapi saat ini sudah meluas hingga penggunaan media social, mengakses internet, mengambil foto, hingga bermain games. Media sosial tersebut kemungkinan untuk memperluas jaringan pertemanan, mengunggah foto yang menarik, atau menceritakan hal-hal atau aktifitas yang sedang dilakukannya. Namun selain member manfaat bagi penggunanya, ternyata smartphone juga memberi dampak negatif seperti menimbulkan gaya hidup yang konsumtif. Bahkan tren mengganti smarthphone terbaru dan canggih sudah menjadi hal yang lazim terjadi di masyarakat.

Dunia semakin cepat berubah, perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan dampak menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Manusia saling bertukar informasi melalui berkomunikasi kepada masing-masing individu yang dituju. Budaya berkomunikasi akan berpengaruh terhadap cara manusia melakukannya. Komunikasi itu sendiri dapat mengubah budaya dalam masyarakat. Dalam kemajuan teknologi ini juga mempengaruhi pola hidup manusia dalam mendapatkan informasi. Saat ini semua informasi yang ada dari belahan dunia manapun dapat dengan mudah tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan adanya teknologi jaringan, era digital yang menggunakan sistem internet yang dapat membuat manusia dengan mudah dan cepat memperoleh informasi.

Pihak kesatu (M. Rizki) mengungkapkan. “saya sudah 5 tahun memiliki smartphone, ternyata nyaman dan memberi kemudahan digunakannya. Selain untuk keperluan komunikasi, dapat juga digunakan sebagai hiburan (bermain game), dan memiliki fitur-fitur yang menarik, juga memudahkan saya untuk mengakses informasi.”

Pihak kedua mengungkapkan “saya menggunakan smartphone karena kebutuhan dan didukung dengan sebuah keinginan. Selain untuk telekomunikasi dan mempermudah tugas kuliah, juga bisa dipakai dengan penggunaan media sosial untuk mempermudah suatu informasi. Dan apabila saya merasa bosan dan jenuh, saya bisa menggunakan smartphone untuk bermain game dan mendengarkan musik.”

Pihak Ketiga (Hany) mengungkapkan, “saya membeli smartphone karena suatu kebutuhan, juga karena kita hidup pada era globalisasi. Dengan adanya smartphone kita dapat mengakses apapun dengan mudah, bisa memberi kabar ke orang tua dengan mudah. Jika membeli smartphone dengan keinginan, maka tidak adanya rasa kepuasan terhadap diri sendiri, karena produsen selalu mengeluarkan produk baru setiap tahunnya. Untuk itu, kita harus bisa menggunakan smartphone sesuai kebutuhan. Manfaatkan smartphone, jangan sampai smartphone yang membodohi kita.”

Kebanyakan dari mereka menyebutkan bahwa smartphone sebagai jendela informasi dan pengetahuan, dan mayoritas mereka berkata bahwa lebih sering menggunakan smartphone untuk keperluan media sosial (Fb, Twitter, Facebook, Instagram, Path, Line, BBM, Whatsapp, dan lain-lain). Dan diantaranya mereka tidak bisa hidup tanpa gadget. Namun hal ini menimbulkan dampak buruk dalam interaksi interpersonal secara langsung juga dapat merusak psikologis seseorang tersebut, beriringnya waktu seseorang akan sulit menjalin komunikasi tatap muka dan membangun relasi dengan orang-orang disekitarnya. Apabila hal tersebut tidak segera dicegah akan menimbulkan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan sosial kita, dimana manusia lama kelamaan akan sangat individualis dan tidak akan ada lagi interaksi ataupun sosialisasi yang dilakukan di dunia nyata, karena secara keinginan manusia lebih senang dengan sesuatu hal yang kreatif, menarik dan instan. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam memanfaatkan perkembangan alat komunikasi yang berkembang saat ini. Ketika membutuhkan komunikasi jarak jauh sebisa mungkin untuk tidak terlalu mementingkan kerabat yang jaraknya jauh, kita harus sadar bahwa waktu dengan orang-orang sekitar kita lebih penting untuk selalu dapat menjalin komunikasi secara langsung. Dengan demikian kita dapat menghargai waktu yang ada untuk melakukan aktifitas bersama keluarga atau kerabat yang sedang dalam berada disekitar kita bahkan sebagai masyarakat Indonesia yang ramah terhadap orang lain sekalipun tetap menjadi budaya masyarakat Indonesia.

Sebetulnya, setiap orang memiliki standard kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Sebab, hal ini sangat tergantung pada kondisi lingkungan, tuntutan pekerjaan, dan faktor lainnya. Karena itu, penting untuk mengetahui barang-barang yang menjadi kebutuhan dan keinginan ketika ingin membeli barang dan jual beli lain. Jika smartphone yang digunakan sudah mulai rusak atau memang handphone biasa (bukan smartphone), maka sah-sah saja jika ingin menggantinya dengan smarthphone, karena ponsel pintar ini cenderung memiliki spesifikasi dan fasilitas yang lebih canggih, yang tentunya bisa memperlancar komunikasi dengan teman ataupun keluarga. Namun, jika sudah memiliki smartphone dan ingin menggantinya dengan harga yang lebih tinggi, maka kita perlu menanyakan kepada diri sendiri apakah benar-benar membutuhkan atau tidak untuk membeli smartphone terbaru. Jika hanya keinginan semata, maka kita bisa menunda untuk membeli smartphone terbaru dan mengalihkan budget yang telah kamu sediakan untuk keperluan yang lebih mendesak atau juga bisa ditabung agar lebih bermanfaat jika ada kebutuhan yang harus kita penuhi.

Pada akhir tahun lalu (2015) diperkirakan sekira 55 juta pengguna smartphone di Indonesia. Sedangkan total penetrasi pertumbuhannya mencapai 37,1 persen.  emarketer juga memproyeksikan bahwa pada 2016 hingga 2019 pengguna smartphone di Indonesia akan terus tumbuh. Angka pertumbuhannya pun fantastis. Pada 2016 akan ada 65,2 juta pengguna smartphone. Sedangkan di 2017 akan ada 74,9 juta pengguna.

Adapun temuan dari riset Indonesian Digital Association (IDA), yang didukung oleh Baidu Indonesia, dan dilaksanakan oleh lembaga riset global GfK yang menyatakan bahwa masyarakat perkotaan Indonesia menggemari konsumsi berita melalui telepon genggam (smartphone). Presentasenya mencapai 96 persen yang merupakan angka tertinggi dibandingkan media lain seperti televise 91 persen, surat kabar 31 persen, serta radio 15 persen dan lainnya.

Sementara itu, Bao Jianlei Country Director PT. Baidu Digital Indonesia, menambahkan, baidu sepenuhnya mendukung pengembangan ekosistem digital Indonesia. Pengadaan riset menjadi penting, karena industry digital perlu didukung data industri untuk bisa berkembang.

Pada saat ini orang tidak bisa dipisahkan dengan smartphone. Orang lebih suka mengirim teks daripada berbicara langsung dengan menelepon. Komunikasi lebih sering dilakukan secara online ketimbang offline. Fenomena yang lain adalah cepatnya setiap orang yang mengganti smartphone. Berkembangnya alat telekomunikasi, berbagai lapisan masyarakat Indonesia dapat dengan cepat mengikuti proses perubahan tanpa tahu dengan pasti apakah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka atau hanya mengikuti tren sesaat. Selain faktor diri sendiri (perilaku atau kebiasaan) yang lebih mengikuti keinginan daripada memenuhi kebutuhan, juga godaan produsen pembuat alat telekomunikasi. Produsen memang sangat kreatif melakukan inovasi dan juga menawarkannya, sehingga begitu melihat atau mendengar iklannya langsung terasa bahwa smartphone kita sudah ketinggalan jaman. Produsen gadget itu memang begitu cerdas menarik minat pembeli. Mereka mempunyai strategi untuk menyadarkan kita bahwa selama satu bulan setelah kita membeli produk yang baru, terasa sudah ketinggalan jaman. Pada akhirnya, keinginanlah yang lebih menguasai kebutuhan. Emosilah yang lebih berkuasa atas akal sehat. Lama kelamaan kita hanya menjadi budak produsen alat alat teknologi. Inilah penjajahan baru yang dapat mencuri kebebasan kalau kita tidak segera sadar diri dan kembali kepada petuah lama, “Kebutuhan harus mendahului keinginan”.

Sumber :

http://www.menulisesai.com/2013/06/generasi-smartphone.html?=1, diakses pada tanggal 17 Maret 2016. 22.15



Rabu, 17 Juni 2015

Tulisan Bebas "BUMBATABUTI - BUKA MATA, BUKA TELINGA, BUKA HATI"

Puji serta syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas berkat dan rahmat karunianya kita diberi kesehatan, panjang umur, rezeki yang tak terbatas sehingga kita bisa bertemu di Bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan Nabi besar MUHAMMAD SAW karena telah menyelamatkan umatnya menuju puncak kejayaan ilmu pengetahuan.

Pernahkah kalian mendengar "BUMBATABUTI" ? Pastinya kalian tau dong, nah... yang belum tau arti dari BUMBATABUTI itu sendiri adalah "Buka Mata, Buka Telinga, Buka Hati"

Menjelang ramadhan ini aku terpikir tentang apa yang telah aku capai sebelumnya. Apa yang telah aku lakukan seakan hilang begitu saja dari pikiran. Aku selalu mengharapkan sebuah kesempurnaan ditengah ketidakadilan, seakan jiwa ini terlalu suci untuk sebuah kesempurnaan. Pernah aku berpikir, Tuhan selalu mengkabulkan apa yang aku inginkan tanpa melihat kedalam diri tentang apa yang telah aku perbuat, aku tak membuka mataku. Bahkan aku tidak mendengarkan untaian nasihat dari sekitar, seakan aku memang yang paling benar.

Ramadhan bulan ini aku merasakan ada yang berbeda dari sebelumnya, seakan aku ingin menuai kemenangan sendiri tanpa mendengar orang di belakang ku "Untuk apa aku hidup, tapi berjalan sendiri meninggalkan yang lain di belakang?" "Sangat tulikah diriku?" ya.. Kemarin aku tak membuka telinga ku.

Ramadhan bahkan terlalu suci untuk aku jejaki, terlalu indah untuk terlewati, namun hati ini seakan menjadi batu, merasa sudah pantas masuk ke bulan nan suci ini. Apakah aku sudah membuka hatiku? Karena jika hati terbuka, Mata dan telinga pun menerima apapun untuk menjadi lebih positif. Sekali lagi aku berpikir apakah ramadhan ini layak aku lewati? Tapi aku tahu ramadhan layak bagi semua yg membuka mata hati dan telinga. Pada dasarnya semua ingin berubah menjadi lebih baik, dan mampu menjadi pribadi yang lebih mengerti akan keadaan, paham atas sebuah pemikiran, kuat akan iman dan bertanggungjawab atas perlakuan.

Ramadhan ini terindah untuk kita semua, semoga mata hati dan telinga kita mampu terbuka. Melihat semua yang tersembunyi, mendengar yang tersamarkan, dan menerimanya dengan lapang dada.

Selamat menjalankan Ibadah Puasa bagi yang menjalankannya. Mohon maaf lahir dan bathin :)